Sayyidina Umar Menegur Azan Yang Dipaksakan Sekencang kencangnya

Ya benar, Sayyidina Umar bin al Khatthab Ra, Khalifah kedua pasca wafatnya Rasulullah Saw yang sangat terkenal ketegasannya pun pernah menegur muazin semasanya: Abu Mahdzurah Samurah bin Mi'yar Ra, yang azan dengan memaksakan suara sekeras-kerasnya, seiring firman Allah Swt:

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْواتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (لقمان: ١٩)
"Dan biasalah dalam berjalanmu (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dan kurangilah volume suaramu (tidak memaksakan diri untuk terlalu keras, namun sesuai kebutuhannya). Sungguh suara yang paling diingkari (paling jelek) adalah suara keledai (yang terlalu keras)." (QS. Luqman: 19)

Penuh ketegasan Sayyidina Umar Ra menegur Sang Muazin:

لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَنْشَقَّ مُرَيْطَاؤُكَ!
.
. "Aku khawatir perut bagian pusar hingga (tempat tumbuh) rambut kemaluanmu bedah!" Lalu bagaimana dengan kita? Apakah juga sering mengencangkan suara 'toa' sekeras-kerasnya dalam berbagai aktifitas dan acara di atas kebutuhan sebenarnya? Wallahu a'lam.

Sumber:
Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al Qurthubi, al Jami' li Ahkam al Qur'an, [Kairo: Dar al Kutub al Mishriyyah, 1384 H/1964 M], tahqiq: Ahmad al Burduni dan Ibrahim Ashfisy, juz XIV, halaman 71.

Oleh : Ahmad Muntaha AM Mutakharijin 2010

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel