Jangan Terkecoh Dengan Slogan Kembali kepada Qur'an dan Hadist
Sejatinya kembali kpd ulama itu juga kembali kpd Al-Quran dan Hadits yg sesungguhnya. Kita tdk bisa dgn gampang memahami teks ayat dan hadits tanpa bimbingan dan tuntunan mereka.
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kpd orang yg mempunyai pengetahuan jika kamu tdk mengetahui.” (QS. An Nahl: 43).
Jadi satu2nya jalan ialah mengikuti mereka kalau memang kita tdk tahu. Karena Al-Quran dan hadits bukanlah spt teks bhs arab biasa yg jika sdh ditemukan terjemahannya maka langsung bisa dipahami. Tdk begitu!
Kalau memang bisa dgn bebas dipahami, lalu buat apa sejak 13 abad yg lalu para ulama bersusah payah mengerahkan pemikiran dan tenaga dlm menulis kitab2 Tafsir Quran dan juga kitab2 syarah (penjelasan).
Jadi slogan “kembali ke Al-Quran dan Hadits”, kalau tdk berhati hati bisa mjd racun dan bukan perkara yg asal saja. Tdk cukup seorang mengatakan: “Cukuplah bagiku Al-Quran dan Hadits”, sementara dia tdk mengetahui lewat jalur mana ia memahami maksud dan makna ayat serta hadits tsb dan bagaimana pula ia bisa mengambil kesimpulan hukum dari ayat dan hadits tanpa merujuk kpd pendapat ulama.
Kita seharusnya sadar bagaimana usaha serta perjuangan para imam mujtahd serta ulama terdahulu dlm menyampaikan pemahaman yg lurus tentang Al-Quran dan Hadits kpd kita semua. Mereka hidupkan malam2nya dan mereka habiskan siangnya dgn mencari dan meneliti guna mencapai sebuah pemahaman yg benar.
kalau dikatakan: “Ulama itu juga kan manusia, bisa salah. Jadi kita kembali saja kpd Al-Quran dan Hadits”. Kalau ulama saja bisa salah, lalu siapa anda dgn pongah mengatakan pendapat anda yg paling benar. Justru kemungkinan anda utk salah memahami maksud ayat dan hadits sangat besar sekali karena anda juga manusia biasa.
Bahkan taraf keilmuan anda sangat jauh jika dibandingkan dgn ulama yg anda diskreditkan kapastitasnya sbg ulama.
sumber: instagram 👉 @santri_lugu