Mengapa Kita Ikut Ulama?

Karena Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam memang memerintahkan untuk mengikuti ulama ketika kita tidak tahu terhadap suatu persoalan.

para ulama nu


Hadis 1:

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

” ﻣﻬﻼ ﻳﺎ ﻗﻮﻡ، ﺑﻬﺬا ﺃﻫﻠﻜﺖ اﻷﻣﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ، ﺑﺎﺧﺘﻼﻓﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﺒﻴﺎﺋﻬﻢ، ﻭﺿﺮﺑﻬﻢ اﻟﻜﺘﺐ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﺒﻌﺾ، ﺇﻥ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﺰﻝ ﻳﻜﺬﺏ ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻕ ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎ، ﻓﻤﺎ ﻋﺮﻓﺘﻢ ﻣﻨﻪ، ﻓﺎﻋﻤﻠﻮا ﺑﻪ ، ﻭﻣﺎ ﺟﻬﻠﺘﻢ ﻣﻨﻪ، ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ ﻋﺎﻟﻤﻪ ” رواه أحمد

“Janganlah begitu wahai kaumku. Karena inilah umat-umat terdahulu dibinasakan. (Yaitu) karena mereka berbeda pendapat dengan para Nabi mereka dan mereka membenturkan sebagian kitab suci dengan lainnya. Sesungguhnya Al-Qur’an tidak diturunkan untuk mendustakan sebagian yang lain namun untuk membenarkan terhadap sebagian yang lain. Apa yang kalian ketahui dari Al-Qur’an maka amalkan. Dan apa yang tidak kalian ketahui maka kembalikan kepada orang yang alim (ulama) tentang Al-Qur’an” (HR Ahmad)

Hadis 2:

ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗﺎﻝ: «ﻧﺰﻝ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻠﻰ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﺣﺮﻑ، اﻟﻤﺮاء ﻓﻲ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻛﻔﺮ – ﺛﻼﺙ ﻣﺮاﺕ – ﻓﻤﺎ ﻋﺮﻓﺘﻢ ﻓﺎﻋﻤﻠﻮا ﺑﻪ، ﻭﻣﺎ ﺟﻬﻠﺘﻢ ﻣﻨﻪ ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ ﻋﺎﻟﻤﻪ»

Dari Abu Hurairah dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Al-Qur’an diturunkan dengan 7 huruf. Berdebat dalam Al-Qur’an adalah kekufuran -Nabi mengulang sampai 3x-. Apa yang kalian ketahui dari Al-Qur’an maka amalkan. Dan apa yang tidak kalian ketahui maka kembalikan kepada orang yang alim (ulama) tentang Al-Qur’an”

Al-Hafidz Al-Haitsami berkata:

ﺭﻭاﻩ ﻛﻠﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩﻳﻦ، ﻭﺭﺟﺎﻝ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺭﺟﺎﻝ اﻟﺼﺤﻴﺢ. ﻭﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺰاﺭ ﺑﻨﺤﻮﻩ.

Semua hadis diriwayatkan oleh Ahmad dengan 2 sanad. Salah satunya adalah perawi sahih. Juga diriwayatkan oleh Al-Bazzar

Hadis 3:

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، «ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺃﻥ ﻋﻴﺴﻰ اﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ – ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ – ﻗﺎﻝ: ﺇﻧﻤﺎ اﻷﻣﻮﺭ ﺛﻼﺛﺔ: ﺃﻣﺮ ﺗﺒﻴﻦ ﻟﻚ ﺭﺷﺪﻩ ﻓﺎﺗﺒﻌﻪ، ﻭﺃﻣﺮ ﺗﺒﻴﻦ ﻟﻚ ﻏﻴﻪ ﻓﺎﺟﺘﻨﺒﻪ، ﻭﺃﻣﺮ اﺧﺘﻠﻒ ﻓﻴﻪ ﻓﺮﺩﻩ ﺇﻟﻰ ﻋﺎﻟﻤﻪ».

Dari Ibnu Abbas dari Nabi shalallahu alaihi wasallam bahwa Isa putra Maryam berkata: “Semua hal hanya terdiri dari 3 bentuk. (1) sesuatu yang sudah jelas petunjuknya bagimu, maka ikutilah (2) sesuatu yang jelas menyimpang bagimu, maka jauhilah (3) hal-hal yang diperselisihkan, maka kembalikan kepada ulamanya”

Al-Hafidz Al-Haitsami berkata:

ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﻣﻮﺛﻘﻮﻥ.

HR. Thabrani dalam Al-Kabir para perawinya dinilai terpercaya.



Oleh: Ust. Makruf Khozin (Direktur Aswaja NU Center PWNU Jatim)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel